Manfaat Ilmu Filsafat dalam Perkembangan Ilmu Geografi


Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi, dengan pemikir utamanya Thales dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle, Dicaearchus dari Messana, Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi memberi sumbangan pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik baru. Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai. Contoh pertamanya adalah Hanno sang Navigator dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, keduanya selamat di laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut Merah dan Teluk Persi.
Pada zaman pertengahan, bangsa Arab seperti Al-Idrisi, Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun memelihara dan terus membangun warisan bangsa Yunai dan Romawi Dengan perjalanan Marco Polo, geografi menyebar ke seluruh Eropa.
Dalam perspektif keilmuan, pada dasarnya semua ilmu memiliki kesamaan filosofi yang disebut dengan metode keilmuan. Masing-masing ilmu memiliki cara yang sama untuk mencarari pengetahuan antara lain melalui kerangka berpikir rasional dan empiris. Rasional adalah kerangka pemikiran yang koheren dan logis, sedangkan empirisme adalah kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran pengetahuan sah secara keilmuan.
I Made Sandy (1973) mengatakan bahwa geografi sebagai bidang ilmu yang mempelajari berbagai gejala di permukaan bumi dalam perspektif keruangan. I Made Sandy menekankan bahwa gejala apapun dapat menjadi bidang telaah geografi jika ditinjau dari sudut pandang keruangan. Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa geografi adalah bidang ilmu yang bersifat integratif yang mempelajari gejala-gejala yang terjadi di muka bumi (dalam dimensi fisik dan dimensi manusia) dengan menggunakan perspektif keruangan (spatial perspective).
Ruang atau lokasi adalah tempat atau batasan geografis kehidupan manusia. Dalam ilmu geografi dikenal istilah tata ruang yang mengandung makna lingkungan alamiah atau penempatan dan penggunaan lahan oleh manusia. Setiap makhluk dapat dipastikan menempati ruang atau lokasi tertentu. Setiap peristiwa alam, dan peristiwa sosial budaya, termasuk peristiwa sejarah, tidak hanya terjadi pada tatanan waktu, tetapi juga pada tempat/ruang, artinya ada pada lokasi tertentu. Peristiwa gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor, angin puting beliung, semua menempati ruang dan lokasi saat kejadiannya. Begitu juga peristiwa yang terkait dengan aktivitas manusia. Misalnya kehidupan masa neolitikum, bercocok tanam, revolusi industri, pasar, perang paderi, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 agustus 1945. Semua peristiwa dan aktivitas manusia itu ada tempat kejadiannya.
Tempat atau lokasi yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Ada tempat yang subur, ada tempat yang gersang. Ada juga tempat tinggi, dataran tinggi ataupun pegunungan, ada juga yang rendah seperti lembah, dan pantai. Ada tempat yang padat penduduknya seperti di kota, dan ada lokasi yang jarang penduduknya misalnya desa di daerah pedalaman. Masing-masing jenis tempat atau lokasi itu telah memberi dampak yang berbeda terhadap karekteristik manusia dengan kebudayaannya. Sebagai contoh di daerah pesisir dikatakan penduduknya lebih bersifat dinamis, keras, sementara di daerah pedalaman dikatakan pelan-pelan dan halus. Sekalipun harus diakui dengan pengaruh teknologi kedua sifat kultur tersebut secara bertahap akan mengalami pergeseran. Tempat atau lokasi juga erat kaitannya dengan aspek ekonomi. Di daerah perkotaan yang padat penduduknya dengan sarana dan prasarana yang lebih sempurna, harga tanah menjadi mahal. Oleh karena secara teknologi manusia terdorong untuk membangun gedung-gedung bertingkat, jalan layang dan sebagainya. Sedangkan di daerah pedesaan, tanah masih murah, masyarakatnya juga tidak menuntut teknologi-teknologi yang begitu canggih untuk melakukan dan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan demikian, faktor tempat/lokasi telah berpengaruh terciptanya berbagai variasi kehidupan dan perkembangan makhluk, terutama di muka bumi ini.
Melihat sangat banyaknya ruang lingkup geografi, maka seorang ahli geografi butuh pemikiran yang secara mendalam, rasional, dan memakai logika.

0 comments:

Post a Comment